Senin, 26 September 2016

INFORMATION OVERLOAD

INFORMATION OVERLOAD


Saat ini seiring berkembangnya teknologi, informasi, dan komunikasi di masyarakat memunculkan kebiasaan untuk selalu dekat dengan gadget (smatphone, laptop, tablet, ataupun device lainnya). Seberapa seringkah anda membuka smartphone setiap harinya? Bisakah anda jauh dari smartphone untuk sesaaat? Bagaimana perasaan anda saat lupa meletakkan atau ketinggalan smartphone di suatu tempat? Dalam satu waktu kita dapat memegang sekian banyak gadget, misalkan chatting dengan sahabat menggunakan smartphone, mengerjakan tugas kuliah di laptop, sembari menonton TV di ruang keluarga. Kegiatan multitasking ini bisa jadi segalanya bagi diri anda, tapi disisi lain ini juga menimbulkan konsekuensi-konsekuensi.


http://brandongaille.com/the-psychology-multitasking-and-information-overload/


Information overload disini lebih dimaknai pada manusia yang senantiasa multitasking dalam mengerjakan berbagai tugas dalam satu waktu. Information overload disini dapat memiliki arti (Priyanto, 2016):
1.      Terlalu banyak dijejali informasi
2.      Tidak mengerti/ paham dengan informasi yang ada
3.      Desperate untuk tahu apakah informasinya ada
4.      Tidak tahu dimana mendapatkan informasi
5.      Tidak dapat mengakses informasi

Fenomena information overload dapat dicontohkan sebagai berikut, ada mahasiswa X mendapat tugas kuliah untuk menulis tentang IoT (Internet of Things) sebagai  tugas tengah semester. Mahasiswa ini cukup kebingungan karena belum banyak referensi tentang IoT yang dapat digunakan sebagai referensi untuk menulis, terutama tulisan yang berbahasa Indonesia. Ia tidak tahu dimana harus mendapatkan informasi IoT ini, pun dia juga tak paham dengan informasi yang ada saat ini di internet. Kejadian ini termasuk dalam information overload bagi si mahasiswa ini. Terdapat beberapa informasi, namun mahasiswa gagal paham terkendala Bahasa (Bahasa inggris) dan walaupun sudah berusaha memahami, tetap saja si mahasiwa ini tak paham juga.


Daftar Bacaan:

Priyanto, Ida Fajar. 2016. Memory, Cognition & Disruptive Technology. Materi Perkuliahan Sesi V & VI disampaikan pada Perkuliahan Isu-Isu Kontemporer Informasi, MIP UGM Kamis, 8 September 2016 & Kamis, 15 September 2016.

Digital Stress & Your Brain diakses dari http://brandongaille.com/the-psychology-multitasking-and-information-overload pada/Minggu, 25 September 2016,

Selasa, 13 September 2016

GENERASI MILLENNIALS (GEN Y)

GENERASI MILLENNIALS

Generasi Y biasanya juga disebut dengan generasi millennials adalah generasi yang muncul setelah Generasi X. Generasi Y ini meliputi individu- individu yang saat ini masih remaja dan dewasa awal.  Istilah Generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar di Amerika Serikat pada Agustus tahun 1993. Menurut United Nation, kategori remaja adalah individu yang berusia antara 15- 24 tahun. Jika merujuk pada pembagian generasi menurut Sarlito pada kisaran umur tersebut mereka termasuk dalam katergori generasi Y (1982-2001).

http://fellofello.blogspot.co.id/2015/04/generasi-y-dan-strategi-pengelolaannya.html

 Generasi Y yang dikenal juga dengan sebutan generasi millennials ini merupakan generasi yang muncul bersamaan dengan era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Sarlito pun menjelaskan bahwa generasi ini cenderung individualistic, mandiri, dan lebih menggunakan jaringan maya. Selain islitah generasi Y dan generasi millennials, generasi ini dikenal pula dengan generasi autis (Sarlito: 2012: 2-5). Negara Australia melalui Australian Bureau of Statistics, menetapkan individu yang lahir pada kisaran tahun 1982–2000 masuk dalam kategori Generasi Y. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan Sarlito dimana beliau menyebutkan tahun 1982- 2001 masuk dalam kategori generasi Y. Hampir semua literatur sepakat bahwa mayoritas Generasi Y lahir antara tahun 1980-an hingga 1990-an.



Delapan karakter Net Gen (Generasi Millenial) menurut Don Tapscott dalam bukunya Grown Up Digital yaitu:
1.      Mereka menginginkan kebebasan: bebas memilih hingga bebas berekspresi
2.      Mereka suka merubah yang sudah standar untuk disesuaikan dengan dirinya (customize, personalize)
3.      Mereka suka mengkaji sesuatu dengan seksama , tidak mudah menerima begitu saja
4.      Meraka menekankan pada kejujuran dan keterbukaan dari perusahaan yang menawari mereka produk atau pekerjaan
5.      Mereka mencampur rekreasi sambil bekerja atau sebaliknya bekerja sambil rekreasi dimana saja, kapan saja
6.      Mereka generasi yang terbiasa berkolaborasi dan bersilturahmi, berjejaring
7.      Mereka menginginkan kecepatan (tidak hanya di videogame)
8.      Mereka adalah innovator (berdasar informasi dan pengetahuan yang melimpah di internet)

Karakteristik generasi millenial yang kita ketahui ini merupakan kombinasi antara generasi yang tidak hanya mengetahui teknologi informasi, namun juga dapat memanfaatkannya untuk kegiatan berjejaring, kolaborasi, rekreasi dalam konteks positif maupun negatif tergantung pengguna itu sendiri. Berbahagialah para generasi millenial dapat merasakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang. Kedepannya diharapkan generasi millenial ini iakan memberikan kontribusi yang positif seiring berkembangnya TIK di masa mendatang.


Daftar Bacaan:

Dewantoro, Anton. Bekerja Bersama Generasi Millenial. diakses dari  http://www.slideshare.net/adewantor/bekerja-bersama-generasi-milenial-floatway-systems pada Kamis, 15 September 2016

Gambar Siapakah Generasi Y diakses dari http://fellofello.blogspot.co.id/2015/04/generasi-y-dan-strategi-pengelolaannya.html pada Kamis, 15 September 2016

Jalal, Octa Melia. 2013. Mengenal Siapa Itu Generasi Y https://manajemenppm.wordpress.com/2013/07/08/mengenal-siapa-itu-generasi-y/ diakses pada Selasa, 13 September 2016

Pew Research Center. 2010. Millenials: A Portrait of Generation Next, Confident, Connected, Open to Change. Diakses dari www.pewresearch.org/millennials.

Priyanto, Edda Fajar. Identitas Diri Dunia Maya. http://www.academia.edu/4431067/Identitas_Diri_Dunia_Maya diakses pada Kamis, 8 September 2016

Priyanto, Ida Fajar. 2016.  Memory, Cognition, and Disruptive Technology, Materi Kuliah Isu-isu Kontemporer Informasi. Yogyakarta: Program Studi Kajian Budaya dan Media Minat Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM.

Sarlito W Sarwono. 2012. Psychology for Non Psychologist Conferences “Pschycology at work” : Peran Ilmu Psikologi Dalam Praktek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Generasi Y. Bandung

Suryadi, Bambang. Mengenal Generasi Y Karakteristik, Masalah, dan Peran Konselor. http://www.academia.edu/12720733/Mengenal_Generasi_Y_Karakteristik_Masalah_dan_Peran_Konselor diakses pada Selasa, 13 September 2016